Nyaris.....

Belakangan ini saya benar-benar menjadi paranoid saay berkendara dengan sepeda motor. Setiap kali melihat ada mobil yang lewat di samping saya, entah kenapa, selalu saja ada perasaan was-was. Mungkin hal ini ada hubungannya dengan kejadian yang baru saja saya alami.

Saat itu pagi hari, sekitar jam 6 WITA. Saya tengah berada di warung nasi kuning langganan saya (kok nyasarnya ke makanan gini?). Setelah membeli nasi kuning bungkus langganan saya, saya kemudian berangkat menuju sekolah saya. Karena terburu-buru, saya memacu sepeda motor saya sekencang-kencangnya. Kenapa? Soalnyasaya ingin menikmati nasi kuning yang saya beli barusan di sekolah tanpa gangguan dari siapapun, entah itu hewan, manusia, termasuk jin dan setan (?).

Di tengah perjalanan, saya melewati jalanan Pasar Segiri 2 yang masih dalam konstruksi, sehingga jalannya pasti agak rusak dan membahayakan kalau Anda mencoba melewatinya (tetapi saya telah bterbiasa untuk melewatinya dengan kecepatan tinggi, jadi hal itu bukanlah masalah berarti). Tiba-tiba saja, saya tidak menyadari kalau ada sebuah mobil SUV di depan saya, tepat berada di jalur termulus di jalan yang rusak itu (saya biasanya melaju di bagian itu), ada sebuah mobil SUV yang menghalangi jalan. Kontan saja saya langsung menginjak rem sekuatnya. Sialnya, meski sudah direm hingga ban sampai terkunci, sepeda motor yang saya naiki seolah tak meresponnya, malah meluncur dengan mulus kea rah mobil itu. Kemudian saya menutup mata, merasa pasrah dengan semua yang akan terjadi.

Saat saya membuka mata, Saya berpikir akan berada di alam lain, atau setidaknya rumah sakit. Tetapi semuanya tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan.  Saya merasa masih berada di atas sepeda motor yang saya kendarai. Saya menolah ke belakang. Mobil SUV itu (kalau tidak salah tipenya Nissan Juke) masih ada di belakang. Sadar bahwa saya masih hidup, saya langsung melaju sekencang mungkin, berusaha agar mobil yang (mungkin) baru saya tabrak itu tidak mengejar saya. Saking ketakutannya, say Saya sudah sampai di sekolah, tangan saya masih gemetaran ketakutan.

Entah mengapa saya bias selamat dari peristiwa yang mungkin akan membuat blog ini tidak pernah di-update lagi untuk selamanya. Tetapi dugaan saya, mungkin saja saya mendadak berbelok ke bagian samping mobil itu (yang kondisinya rusak parah), sehingga saya selamat.

Hingga detik ini, saya masih merasa was-was. Bukan hanya karena takut akan mengalami hal yang sama lagi, tetapi juga takut akan bertemu dengan orang yang nyaris sekali saya tabrak. Dan kejadian ini menjadi bahan pelajaran bagi saya, bahwa tak selamanya ngebut itu indah (halah…)